KALI BANYAK, KALI SERING
HomeContact

Alasan Kenapa Harga Ethereum di Bulan Maret Ini Turun Terus

ethereum turun terus

Bulan Maret 2025 ini, harga Ethereum (ETH) bikin banyak orang garuk-garuk kepala. Bukannya naik atau stabil, malah cenderung anjlok terus. Buat yang suka mantau dunia kripto, pasti penasaran, apa sih yang bikin raja altcoin ini jadi lesu begini? Nah, kita coba bahas bareng-bareng dengan bahasa yang santai, biar gampang dimengerti.

Alasan Kenapa Harga Ethereum di Bulan Maret Ini Turun Terus

Pertama, salah satu penyebab utamanya adalah pasokan ETH yang bertambah banyak di pasar. Bayangin aja, dalam 30 hari terakhir, ada tambahan sekitar 66.350 token ETH yang masuk ke sirkulasi. Kalau dihitung dengan harga sekarang, itu setara dengan ratusan juta dolar! Ketika barang di pasar kebanyakan, tapi yang beli nggak seberapa, ya wajar kalau harganya jadi turun. Permintaan yang lelet nggak bisa ngimbangin suplai yang melonjak, jadi tekanan jualnya makin gede. Apalagi, saldo ETH di exchange juga naik 2% dalam seminggu terakhir, dari 17,27 juta jadi 17,67 juta koin. Ini artinya, banyak orang yang lagi siap-siap jual, entah buat ambil untung atau karena panik.

Terus, ada juga faktor sentimen pasar yang lagi nggak oke. Bulan ini, pasar kripto secara keseluruhan lagi kena efek bearish. Banyak yang bilang ini dipengaruhi kebijakan ekonomi global, kayak ketidakpastian soal suku bunga atau drama politik di beberapa negara. Misalnya, ada kabar tentang kebijakan perdagangan Donald Trump yang bikin pasar agak goyah. Ethereum, sebagai aset yang sensitif sama sentimen, ikut kena imbasnya. Harga ETH sampai sempet nyungsep ke level terendah US$1.997, yang jadi titik paling lelet sejak Desember 2023. Ketika investor pada takut atau ragu, mereka cenderung narik dana, dan efeknya harga jadi makin tertekan.

Selain itu, Ethereum lagi strugel sama masalah internalnya sendiri. Aktivitas di jaringannya lagi turun drastis, sekitar 53% dari puncaknya di Januari. Alamat aktif yang tadinya 711 ribu, sekarang cuma 413 ribu. Ini nunjukin penggunaan jaringan Ethereum lagi sepi, mungkin karena biaya transaksi yang masih mahal atau persaingan sama blockchain lain kayak Solana yang lebih murah dan cepet. DeFi, yang biasanya jadi andalan Ethereum, juga lagi lesu. Total nilai terkunci di ekosistemnya turun, dan protokol besar macam Uniswap kehilangan banyak pengguna. Kalau ekosistemnya nggak rame, wajar dong permintaan buat ETH ikut melempem.

Ada juga cerita soal whale, alias investor gede, yang lagi pada jualan. Data bilang, mereka udah lepas 640 ribu ETH, senilai US$1,5 miliar, sejak awal tahun. Ditambah lagi, peretasan Bybit yang nyolong ETH senilai US$1,4 miliar bikin kepercayaan investor goyah. Ketika yang punya duit banyak pada cabut, pasar jadi tambah panik, dan harga ikut amblas. Belum lagi arus keluar dari ETF spot ETH yang mencapai US$94 juta minggu lalu—salah satu yang terbesar di 2025. Ini nunjukin investor institusi juga lagi kurang sreg sama ETH.

Tapi, meski lagi jatuh, ada yang bilang ini justru peluang. Beberapa analis, kayak Brian Quinlivan dari Santiment, ngeliat penurunan ini sebagai momen kapitulasi—artinya, harga udah di titik rendah banget sampe banyak yang nyerah jual. Historisnya, setelah fase gini, ETH sering bangkit dengan reli gede. Jadi, meskipun Maret ini keliatan suram, bisa jadi ini cuma “badai sebelum cerah”. Cuma ya, buat sekarang, tekanan jual, sentimen buruk, dan masalah internal masih jadi alasan kenapa harga Ethereum turun terus. Sabar aja, pantau terus, siapa tahu besok-besok ada kejutan!