Belakangan ini, dunia kripto, khususnya Bitcoin, lagi ramai dibicarakan karena ada hubungannya sama kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat. Tarif ini bukan cuma bikin heboh di dunia perdagangan biasa, tapi juga ngaruh banget ke pasar aset digital kayak Bitcoin. Jadi, apa sih sebenarnya dampak tarif Amerika ini ke Bitcoin? Kita coba bahas bareng-bareng dengan bahasa yang gampang dimengerti.
Dampak Tarif Amerika kepada Bitcoin
Tarif yang dimaksud di sini adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah Amerika, terutama di era Donald Trump yang lagi jadi sorotan. Kebijakan ini biasanya berupa pajak tambahan buat barang impor dari negara lain, kayak China, Meksiko, atau Kanada. Tujuannya sih buat ngelindungin industri dalam negeri, tapi efek sampingnya malah bikin pasar global jadi guncang. Nah, karena Bitcoin itu aset yang sensitif banget sama ketidakpastian ekonomi, perubahan ini langsung berasa. Misalnya, beberapa waktu lalu Bitcoin sempat anjlok dari harga tertingginya di atas $92.800 jadi sekitar $83.200, turun lebih dari 10% cuma dalam hitungan hari. Ini info yang aku ambil dari artikel di Senator.id tanggal 10 Maret 2025.
Kenapa Bitcoin bisa ikutan kena getahnya? Pertama, tarif ini bikin investor pada panik. Ketika ada ketegangan perdagangan, kayak perang tarif antara Amerika sama China, orang-orang jadi takut buat naruh duit di aset berisiko kayak Bitcoin. Mereka lebih milih nyari aman, misalnya ke emas atau dolar. Makanya, pas ketidakstabilan pasar naik, harga Bitcoin sering turun. Data dari Pintu News pada 28 Februari 2025 bilang, Bitcoin bahkan sempat nyaris nyentuh $80.000 gara-gara kebijakan tarif Trump yang ngasih tekanan tambahan ke pasar kripto.
Terus, ada juga faktor ekonomi besar lainnya yang ikut main. Federal Reserve, bank sentral Amerika, lagi hati-hati banget ngatur suku bunga karena takut inflasi naik gara-gara tarif ini. Ketua The Fed, Jerome Powell, pernah bilang mereka bakal ngeliat dampak kebijakan perdagangan Trump sebelum mutusin apa-apa, kayak yang dikutip dari Senator.id juga. Kalau suku bunga naik, duit biasanya ngalir ke aset yang lebih pasti, bukan ke Bitcoin yang harganya naik-turun kayak roller coaster. Jadi, Bitcoin makin tertekan.
Tapi, nggak semua dampaknya buruk. Ada sisi lain yang bilang tariff ini bisa jadi bikin Bitcoin malah naik di masa depan. Kok gitu? Beberapa orang liat Bitcoin sebagai “safe haven” atau tempat pelarian pas ekonomi tradisional lagi kacau. Kalau dolar AS melemah karena perang tarif, atau kalau investor mulai nyari alternatif di luar sistem keuangan biasa, Bitcoin bisa jadi pilihan. Gareth Soloway, pengamat ekonomi yang dikutip CryptoHarian pada 1 Juli 2022, pernah bilang tekanan ekonomi dari kebijakan kayak gini bisa bikin Bitcoin nyampe titik tertinggi baru. Jadi, meski sekarang turun, ada harapan buat rebound.
Sekarang, di Maret 2025 ini, pasar kripto masih bingung. Ketidakpastian soal tarif bikin investor main aman, tapi di sisi lain, ada yang mulai liat peluang. Dari postingan di X yang aku baca, sentimen negatif dari investor kecil sampe institusi besar lagi gede-gedeannya, ditambah data outflow dari ETF Bitcoin yang nunjukin orang lagi pada narik duit. Tapi, kalau ada negosiasi atau kebijakan yang bikin pasar tenang, bisa jadi Bitcoin balik naik.
Intinya, dampak tarif Amerika ke Bitcoin itu kayak dua sisi koin. Di satu sisi, bikin harga turun karena ketidakpastian dan investor yang takut. Di sisi lain, bisa jadi pemicu buat Bitcoin naik kalau orang mulai lari ke aset digital pas ekonomi konvensional goyah. Buat yang suka main kripto, sekarang mungkin saatnya pantau terus berita dan gerakan pasar. Siapa tahu, ini cuma fase sementara sebelum Bitcoin balik kinclong.
Sumber: Senator.id (10 Maret 2025), Pintu News (28 Februari 2025), CryptoHarian (1 Juli 2022), dan postingan di X.